Sabtu, 25 April 2020

#2 Yang Tak Dimiliki Sembarang Orang

Bapak penjual bunga yang kutemui beberapa waktu lalu, memberikan pembelajaran berharga. Siang itu, aku dan teman-teman relawan membagikan sembako untuk warga di sekitar kampus C. Kejadian itu menjadi sebuah tamparan kebaikan yang terngiang-ngiang hingga saat ini.⁣

Diawali dengan salam dan perkenalan, kami mencoba untuk menjelaskan maksud dan tujuan kami. Tampak bingung, Bapak tersebut seperti mencari-cari sesuatu dari sebuah kotak. Kemudian beliau keluar, memberikan selembar 50ribu, “ini ya Mbak, maaf seadanya,” kata beliau.⁣

Masya Allah!⁣

Benar dugaanku, sepertinya Bapak tadi tidak jelas mendengar maksud kami. Setelah kami jelaskan, beliau meminta maaf, “Maaf mbak, saya kira ini tadi kotak sumbangan.” Kotak yang beliau maksud adalah kardus sembako yang akan kami berikan.⁣

Pembicaraan mengalir. Kami meminta data beliau. Kami juga bertanya bagaimana kondisi pemasukan saat pandemi ini. Beliau bercerita bahwa pemasukannya menurun dari biasanya.⁣

Aku tertegun.⁣

Dalam keadan pemasukan yang menurun, beliau masih bisa memikirkan orang lain. Memberi tanpa berpikir, bahkan menganggapnya hal kecil. ⁣

Terima kasih Bapak, sudah menunjukkan bahwa masih banyak orang dengan hati yang baik. Hati yang terbuat dari rasa syukur yang tak terhitung. Hati yang tak dimiliki sembarang orang.⁣

Tidak ada komentar: