Rabu, 30 Desember 2015

Fana dan Sementara

Aku menganggapnya hal yang paling misterius di dunia. Karena memang tidak ada yang tahu selain diri-Nya. Beberapa hari yang lalu, dua dari temanku kehilangan orang yang paling disayanginya.

Aku percaya rencana Tuhan pasti yang terbaik, dan dibalik itu semua pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Hanya saja, aku bukanlah sosok teman yang bisa menghibur dengan sosweet, aku hanya menghibur dengan caraku sendiri dan cara terbaik yang aku tahu adalah dengan mendoakannya agar tetap tegar menghadapi semuanya.

Bagiku, hal tersulit dari ditinggalkan adalah mencoba terbiasa tanpa kehadirannya. Idul Fitri kemarin, aku tidak bisa mencium tangan yangkungku, tidak ada lagi yang bertanya apa aku sudah  makan atau belum.

Tapi dari situ kita bisa belajar, bahwa hidup ini tidak benar-benar selamanya. Bahwa kapanpun dan dimanapun kita bisa saja dipanggil-Nya. Kita memang tidak akan penah tahu kapan kita akan mati, tapi kita bisa memilih bagaimana kita mati. Kita diberi kekuasaan untuk memilih jalan kematian kita. Dengan menjaga diri atau dengan melakukan semau kita. Dengan baik atau dengan buruk.

Mari berdoa semoga saat Dia memanggil kita, Dia memanggil kita dalam keadaan terbaik. Aamiin.

Tidak ada komentar: