Allahumma laa taj'alid dunya akbara hamminaYa Allah, janganlah Kau jadikan urusan dunia itu sebagai kegelisahan terbesar bagi kami
Sabtu, 31 Desember 2016
Jangan, Ya Allah
Jumat, 09 Desember 2016
Selasa, 15 November 2016
Namanya juga Manusia
Senin, 14 November 2016
Minggu, 13 November 2016
Bangun
Selasa, 30 Agustus 2016
Legal
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah sekarang masih bisa duduk manis sambil makan oishi plus orange juice di depan laptop nyengir-nyengir.
Alhamdulillah, diberi kesempatan untuk merasakan umur ke 17 tahun yang katanya adalah umur emas. Semoga nggak cuma namanya aja yang emas, tapi juga pencapaian dan juga ilmu-ilmunya.
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Allah yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Syukron ya Rabb sudah memberikan orang-orang yang menyayangi saya, orang-orang yang peduli, dan orang-orang yang senantiasa mengajak untuk selalu mengingat-Mu.
Yang kedua ucapan terima kasih kepada ibu, ayah, dan mbahuti yang selalu menemani saya dari perjuangan-perjuangan dulu sampai saat ini. Semoga oleh Allah diberikan umur panjang yang barokah. Hila sayang ibu uti ayah!!
Yang ketiga terima kasih untuk diri saya sendiri yang ketika saya lelah dan mengantuk tetap mau menemani saya untuk tetap bekerja memenuhi kewajiban.
Sebenernya masih banyak banget ini ucapan terima kasihnya, tapi besok ulangan fisika....jadi ya.....yaudahah...
Ohyanih lagi jaman jaman pinjem carrier 80 liter hihihihi
Senin, 08 Agustus 2016
Bismillah
Sebenernya maunya ngepost kemarin, karena kemarin itu hari yang bersejarah. Alay sih sebenernya, cuman ini yang tak rasain kemarin.
Jadi kemarin itu ada pelatihan astor sekaligus halal bihalal bareng ikaskilas. Denger-denger juga bakalan ada pengumuman astor. Eh, belum tau ya astor itu apa? Bukan astor makanan itu lho ya (garing<////3). Jadi astor itu asisten mentor, gitu lah pokoknya.
Sebenernya waktu pengumuman itu deg-degan, cuman aku yakin aja sih pasti ini yang terbaik. Terus aku, rosyi, indri, aida, lestari, trus siapa lagi ya lupa itu harus ikut ke liqo'nya mbak anita. Terus terus mbak anita memulai prolognya yang bikin lebih deg-degan.
Dan wow. Aku gapernah mbayangin ini sebelumnya.
Terus pulangnya aku cerita ke ibu, singkat sih responnya, tapi bikin mikir "Emang bisa kamu?"
Hmm, bisa nggak ya...
Bismillahirrahmanirrahim...
Semangat!!! |
Minggu, 31 Juli 2016
Hayo
Selasa, 19 Juli 2016
Baru?
Tapi bukan itu sih intinya.
Agustus masih lama ya. Aku sedih liat ayah ibuku tiap hari nganter jemput aku yang pulangnya nggak pernah pasti jam berapa dan ganggu jam tidur beliau-beliau. Jadi yaaa, pengen cepet punya SIM aja biar bisa kemana-mana sendiri tanpa ngerepotin, gitu.
Ohiya, aku sekarang les lho! Setelah sekian lama nggak pernah les karena nggak suka, sekarang sih butuh ya:') doakan aku rajin les ya kawan!
Hpnya Indri baru, kamera depannya bagus banget bisa buat selfie selfie cantik. Hp Prima juga baru, lucu banget bentuknya, suka lihatnya.
Eh smala juga ada yang baru hihihi. Semoga betah yaa, selamat berpetualang di smala!!! Yah, jadi angkatan tertua ya di smala. Semoga nggak cuman umur aja yang nambah, tapi juga kedewasaan, aamiin.
Hari ini kbm pertama di semester 5, doakan aku nggak tidur di kelas selama kelas xii ya kawan!
Senin, 11 Juli 2016
Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus
"Ini tidak benar," pikirnya dalam hati.
Dia menutup jendela itu lagi. Panggilan-Nya sudah terdengar. Tidak akan disia-siakannya kesempatan untuk bertemu dengan-Nya lagi. Sudah saatnya memperbaiki, menambah, dan mempertahankan. Saatnya untuk mempercayakan semuanya kepada-Nya, dia yakin bahwa saat dia bersabar dan bertawakkal, semua akan baik-baik saja.
Minggu, 03 Juli 2016
Penerimaan
Rabu, 29 Juni 2016
Kita Belum Habis
Jangan sedih kawan, perjalanan ini tidak pernah menjanjikan jalan yang mulus tanpa rintangan. Tidak pernah menjanjikan usaha tanpa peluh dan kesah. Tidak pernah menjanjikan pengorbanan tanpa air mata. Perjalanan ini adalah milik mereka yang mau memperjuangkan.
Tapi lagi-lagi, sebaik apapun rencana yang dibuat manusia, sesiap apapun kita dalam mempersiapkan, tetap yang berhak memutuskan adalah Allah semata. Apapun yang terjadi sekarang, semua ikhtiar yang sudah kita kerahkan bukan berarti tak ada artinya. Karena ada kalanya kita harus mengalah pada keadaan, karena pada saat itu, bisa jadi Allah sedang membelokkan langkah kita yang mungkin keliru.
Tenang kawan, Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar.
Dan yang terakhir, ikhlaskan. Ikhlaskan meski itu berat, ikhlaskan meski itu menyakitkan. Dan cara yang paling bijak untuk mengikhlaskan adalah dengan bersyukur. Dengan bersyukur, kita akan melihat begitu banyak kebaikan-Nya dibandingkan apa yang tidak kita dapatkan. Jangan takut akan kegagalan, kegagalan itu bukan lawan dari kesuksesan, tapi dia adalah bagian dari kesuksesan.
Selamat berjuang!
Selasa, 28 Juni 2016
Kamis, 16 Juni 2016
Salat dan Kepemimpinan
Selasa, 10 Mei 2016
💔
Jumat, 15 April 2016
Kamu Tahu
Kamu tahu itu tidak sesuai tapi kamu tetap diam
Kamu tahu yang benar bagaimana tapi kamu menyimpannya sendiri
Kamu tahu kamu dibutuhkan tapi kamu tidak bergerak
Kamu tahu sekaranglah giliranmu tapi kamu menolak
Kamu tahu, tapi kamu hanya sebatas tahu
Dan kamu meminta orang lain untuk mengerti sedangkan kamu tetap di tempat dan asyik dengan zona nyamanmu
Kamu meminta orang lain menunggu padahal mereka tak lama lagi akan tiba di tempat yang sama denganmu
Kamu meminta orang lain memaklumi jalanmu saat harusnya kamu sudah berlari jauh
Lalu dibagian mana yang menggambarkan sebuah perjuangan untuk rumahmu? Rumah yang selama ini telah memberikan banyak hal untukmu.
Jumat, 08 April 2016
Harapan itu Masih Ada
Karena sudah sering ke sanggar, hafal dengan rute jalannya. Bertemu dengan sekolah yang sangat-sangat super di Surabaya. Sekolah idaman. Sekolah "orang-orang besar" kata ayah.
"Bismillah."
Tekad itu tumbuh seiring umurku bertambah.
Pernah saat berangkat ke sanggar di hari-hari kerja karena harus latihan intensif (maklum, ada lomba). Sekolah itu benar-benar hidup. Aku melihat begitu banyak siswa dengan wajah-wajah sangarnya, dengan raut muka begitu percaya diri dengan potensinya.
"Sabar, Hil. Beberapa tahun lagi. Bismillah."
Jujur saat pengunguman PPDB SMP sempat sedih karena tidak mendapat pilihan pertama. Tapi Ibu selalu mengingatkan bahwa rencana Allah pasti yang terbaik.
Lama-lama harapan ini menjadi sebuah target yang harus dicapai. Sebenarnya sebuah motivasi melihat sahabat sendiri bisa belajar disana, kenapa aku tidak?
Dan kini, setelah sudah menjadi bagian darinya. Harapan itu masih ada, harapan ini tidak akan berhenti sekarang, tidak nanti maupun juga besok.
Ya Allah, dampingilah aku dan teman-teman untuk tetap menjaga harapan kami dan harapan para penerus maupun pendahulu kami. Agar tetap jaya namanya, agar tetap bisa mencetak calon pemimpin peradaban.
Aamiin...
#SlamaneSmalane
Selasa, 05 April 2016
nggak perlu jadi orang lain untuk terlihat baik
Karena Ukuran Kita Tak Sama
Seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya
memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti
memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan
kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris
rapi-rapi
Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang.
Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara,
ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu
masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan
dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.
Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau
pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat
sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika
melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,
“Masya Allah” ’Utsman berseru, ”Bukankah itu Amirul
Mukminin?!”
Ya, lelaki tinggi besar itu adalah ‘Umar ibn Al Khaththab.
”Ya Amirul Mukminin!” teriak ‘Utsman sekuat tenaga dari
pintu dangaunya,
“Apa yang kau lakukan tengah angin ganas ini? Masuklah
kemari!”
Dinding dangau di samping Utsman berderak keras diterpa
angin yang deras.
”Seekor unta zakat terpisah dari kawanannya. Aku takut Allah
akan menanyakannya padaku. Aku akan menangkapnya. Masuklah hai ‘Utsman!” ’Umar
berteriak dari kejauhan. Suaranya bersiponggang menggema memenuhi lembah dan
bukit di sekalian padang.
“Masuklah kemari!” seru ‘Utsman,“Akan kusuruh pembantuku
menangkapnya untukmu!”.
”Tidak!”, balas ‘Umar, “Masuklah ‘Utsman! Masuklah!”
“Demi Allah, hai Amirul Mukminin, kemarilah, Insya Allah
unta itu akan kita dapatkan kembali.“
“Tidak, ini tanggung jawabku. Masuklah engkau hai ‘Utsman, anginnya
makin keras, badai pasirnya mengganas!”
Angin makin kencang membawa butiran pasir membara. ‘Utsman
pun masuk dan menutup pintu dangaunya. Dia bersandar dibaliknya & bergumam,
”Demi Allah, benarlah Dia & RasulNya. Engkau memang
bagai Musa. Seorang yang kuat lagi terpercaya.”
‘Umar memang bukan ‘Utsman. Pun juga sebaliknya. Mereka
berbeda, dan masing-masing menjadi unik dengan watak khas yang dimiliki.
‘Umar, jagoan yang biasa bergulat di Ukazh, tumbuh di tengah
bani Makhzum nan keras & bani Adi nan jantan, kini memimpin kaum mukminin.
Sifat-sifat itu –keras, jantan, tegas, tanggungjawab & ringan tangan turun
gelanggang – dibawa ‘Umar, menjadi ciri khas kepemimpinannya.
‘Utsman, lelaki pemalu, anak tersayang kabilahnya, datang
dari keluarga bani ‘Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman sentausa.
’Umar tahu itu. Maka tak dimintanya ‘Utsman ikut turun ke sengatan mentari
bersamanya mengejar unta zakat yang melarikan diri. Tidak. Itu bukan kebiasaan
‘Utsman. Rasa malulah yang menjadi akhlaq cantiknya. Kehalusan budi
perhiasannya. Kedermawanan yang jadi jiwanya. Andai ‘Utsman jadi menyuruh
sahayanya mengejar unta zakat itu; sang budak pasti dibebaskan karena Allah
& dibekalinya bertimbun dinar.
Itulah ‘Umar. Dan inilah ‘Utsman. Mereka berbeda.
Bagaimanapun, Anas ibn Malik bersaksi bahwa ‘Utsman berusaha
keras meneladani sebagian perilaku mulia ‘Umar sejauh jangkauan dirinya. Hidup
sederhana ketika menjabat sebagai Khalifah misalnya.
“Suatu hari aku melihat ‘Utsman berkhutbah di mimbar Nabi
ShallaLlaahu ‘Alaihi wa Sallam di Masjid Nabawi,” kata Anas . “Aku menghitung
tambalan di surban dan jubah ‘Utsman”, lanjut Anas, “Dan kutemukan tak kurang
dari tiga puluh dua jahitan.”
Dalam Dekapan ukhuwah, kita punya ukuran-ukuran yang tak
serupa. Kita memiliki latar belakang yang berlainan. Maka tindak utama yang
harus kita punya adalah; jangan mengukur orang dengan baju kita sendiri, atau
baju milik tokoh lain lagi.
Dalam dekapan ukhuwah setiap manusia tetaplah dirinya. Tak
ada yang berhak memaksa sesamanya untuk menjadi sesiapa yang ada dalam
angannya.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat tulus pada saudara
yang sedang diberi amanah memimpin umat. Tetapi jangan membebani dengan cara
membandingkan dia terus-menerus kepada ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat pada saudara yang
tengah diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninya dengan cara
menyebut-nyebut selalu kisah berinfaqnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat saudara yang
dianugerahi ilmu. Tapi jangan membuatnya merasa berat dengan menuntutnya agar
menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahawa Ibrani dalam empat belas hari.
Sungguh tidak bijak menuntut seseorang untuk menjadi orang
lain di zaman yang sama, apalagi menggugatnya agar tepat seperti tokoh lain
pada masa yang berbeda. ‘Ali ibn Abi Thalib yang pernah diperlakukan begitu,
punya jawaban yang telak dan lucu.
“Dulu di zaman khalifah Abu Bakar dan ‘Umar” kata lelaki kepada
‘Ali, “Keadaannya begitu tentram, damai dan penuh berkah. Mengapa di masa
kekhalifahanmu, hai Amirul Mukminin, keadaanya begini kacau dan rusak?”
“Sebab,” kata ‘Ali sambil tersenyum, “Pada zaman Abu Bakar
dan ‘Umar, rakyatnya seperti aku.
Adapun di zamanku ini, rakyatnya seperti kamu!”
Dalam dekapan ukhuwah, segala kecemerlangan generasi Salaf
memang ada untuk kita teladani. Tetapi caranya bukan menuntut orang lain
berperilaku seperti halnya Abu Bakar, ‘Umar, “Utsman atau ‘Ali.
Sebagaimana Nabi tidak meminta Sa’d ibn Abi Waqqash
melakukan peran Abu Bakar, fahamilah dalam-dalam tiap pribadi. Selebihnya
jadikanlah diri kita sebagai orang paling berhak meneladani mereka. Tuntutlah
diri untuk berperilaku sebagaimana para salafush shalih dan sesudah itu tak
perlu sakit hati jika kawan-kawan lain tak mengikuti.
Sebab teladan yang masih menuntut sesama untuk juga menjadi
teladan, akan kehilangan makna keteladanan itu sendiri. Maka jadilah kita
teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah.
Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati
memiliki kecenderungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya dan
masing-masing kaki mempunyai sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi
akan membawa damai. Dalam damai pula keteladannya akan menjadi ikutan sepanjang
masa.
Selanjutnya, kita harus belajar untuk menerima bahwa sudut
pandang orang lain adalah juga sudut pandang yang absah. Sebagai sesama mukmin,
perbedaan dalam hal-hal bukan asasi
tak lagi terpisah sebagai “haq” dan “bathil”. Istilah yang
tepat adalah “shawab” dan “khatha”.
Tempaan pengalaman yang tak serupa akan membuatnya lebih
berlainan lagi antara satu dengan yang lain.
Seyakin-yakinnya kita dengan apa yang kita pahami, itu tidak
seharusnya membuat kita terbutakan dari kebenaran yang lebih bercahaya.
Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah.
“Pendapatku ini benar,” ujar beliau,”Tetapi mungkin mengandung kesalahan.
Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”
sepenuh cinta,
Salim A. Fillah
Senin, 04 April 2016
Semangat, Hil!
Selasa, 09 Februari 2016
Memanggil Kesetiaan
Minggu, 07 Februari 2016
Yhaaaaa
Apalagi di masa-masa yang lagi butuh banyak bersama laptop, bikin tugas misalnya.
Akhir-akhir ini jadi alay, manggil tiap barang dengan akhiran 'perjuangan' misalnya. Laptop ini salah satunya, ini laptop perjuanganku. Sudah lima tahun bersama, suka maupun duka. Tiap kali trouble alhamdulillah berhasil tanpa harus dibawa ke tempat reparasi, tapi yang terakhir ini masalahnya sama windows yang nggak mau ke-load :')
Alhamdulillah kemarin sudah selesai, tapi.....
TAAAAPIIIIIII!!!!
TAPIIIIIIII!!!
TAPIIII
TAAAAPIIIIIIIIII
FILENYA HILANG SEMUA!!!!!!!!
AAAAAAAAA
AAAAAAAA
AAAAAAA
AAAAAA
AAAAA
AAAA
AAA
AA
A
Bahkan games kesukaanku, games minesweeper nya juga nggak ada!!!!
Yasudahlah.
Biarkan mengalir seperti air, biarkan dia menulis ceritanya sendiri.
Mungkin cerita tiap tahun memang harus berbeda. Atau sama, dengan bumbu yang berbeda.
#baper #ganyambung
Minggu, 31 Januari 2016
Kambing Hitam
Bukan salah waktu, bukan nggak punya waktu. Tapi kamu yang nggak bisa bagi waktu.
Mungkin menjadi sesuatu yang disempatkan tidak seburuk yang kita kira, bahkan mendapat waktu sisa sama sekali tidak menunjukkan ketidakberhargaan.
Karena waktu adalah uang, berapapun jumlahnya, dia tetap berharga. Tinggal bagaimana cara kita mengolahnya.
Sayangnya waktu selalu menjadi kambing hitam atas kegagalan penggunanya.
Yang salah adalah kamu, dan caramu membagi waktu.
Ah, tapi sudah terlanjur...
Senin, 25 Januari 2016
Sabtu, 23 Januari 2016
Esensi yang Hilang Esensi
Esensi /esen·si/ /ésénsi/ n hakikat; inti; hal yang pokok.
(Sumber: kbbi)
Esensi adalah "apa"nya kenyataan, yaitu hakikatnya. Pengertian mengenai esensi mengalami perubahan sesuai dengan konsep penggunaannya, sehingga esensi ialah pada konsepnya sendiri. Menurut Thomas Aquinas, esensi adalah "apa"nya sesuatu yang terlepas dari persoalan apakah sesuatu itu ada atau tidak.
(Sumber: wikipedia)
Entahlah ya, kenapa aku nggak bisa menemukan titik lucu tentang lelucon esensi(?)
Atau aku yang alay terlalu nganggep serius....ehehehe
Selasa, 19 Januari 2016
Semua Orang Ingin Dimengerti
Mungkin selama ini kita tahunya bahwa wanita yang ingin terus dimengerti. Padahal, semua orang juga ingin dimengerti
Aku tidak pernah menuntut seseorang untuk bisa mengerti apa yang kurasakan, tapi entah mereka selalu berhasil menebak apa yang sedang kurasakan. Mereka bilang aku sedikit ekspresif. Baiklah, jika dengan ekspresif adalah usahaku untuk ingin dimengerti. Tapi bagaimana jika ternyata aku tidak ingin ditebak?
Sebenarnya, aku sedang berusaha untuk menguranginya. Aku hanya tidak ingin mereka tahu. Barangkali aku sedang lelah dan aku tidak ingin mereka tahu aku lelah biar mereka tidak ikut lelah juga(?) Hmmm, aku cuma nggak mau mereka khawatir, kok....
Dan sekali lagi, semua orang ingin dimengerti. Entah itu dimengerti saat dia membutuhkan semangat atau sekedar dimengerti agar kamu jangan mengganggu waktu sendirinya. Aku serius, kita semua butuh waktu untuk sendiri, entah untuk instropeksi atau mengenal diri atau untuk mendekat dengan-Nya.
Jadi, mari buka mata lebar-lebar, lihat baik-baik. Buka telinga lebar-lebar, dengarkan dengan seksama. Buka hati lebar-lebar, mengertilah. Agar saat seseorang ingin dimengerti, kita tahu apa yang harus dilakukan...
Rabu, 06 Januari 2016
18' 57"
ps: sekarang kakiku kaku kaku
Minggu, 03 Januari 2016
Produktif kok!
level 10 medium Inspector Parker |
Kalo sudah sampe level 9 pangkatnya jadi Chief Inspector |
Kalo sudah menang nih huehehe |
Minesweeper tingkat intermediate |
Sudah lama gamain ini karena udah gapernah buka laptop, tapi asyiknya tetep ndak ilang. Serius. Dulu tiap kali stres mainnya ini. Yang advanced agak susah:(
-
Aku sudah pernah bilang, jalan ini tidaklah mudah. Jangan sedih kawan, perjalanan ini tidak pernah menjanjikan jalan yang mulus tanpa rint...
-
Oh, jadi begini rasanya. Ternyata memilih jauh lebih susah dari pada menjadi sebuah pilihan. Apalagi untuk memilih seorang pemimpin. Berk...
-
Saat musibah datang seolah tak pernah selesai, aku bertanya "Rabb, mengapa hidup ini begitu susah untuk dijalani?" Tapi tak a...